Rabu, 01 Februari 2012

Riwayat Hidup Aguste Comte, Satika Sosial dan Dinamika Sosial


Nama               :Mardianton
Dosen              : Prof. Dr. Damsar, MA
              Fitri Eriyanti, M. Pd, Ph. D

Mata Kuliah    : Ssiologi

Tentang           : Riwayat Hidup Aguste Comte, Satika Sosial dan Dinamika Sosial       

 

1. Riwayat Hidup Aguste Comte

Auguste Comte lahir di Montpellier, Prancis tahun 1798. Keluarganya beragama khatolik dan berdarah bangsawan, tetapi Comte tidak memperlihatkan loyalitasnya dalam agama khatolik tersebut. Dia mendapatkan pendidikan di Ecole Polytechnique di Prancis, dimana ia mengalami suasana pergolakan sosial, intelektual dan politik. Comte merupakan seorang mahasiswa yang keras kepala dan suka memberontak, namun tidak sempat menyelesaikan sekolahnya karena banyak ketidakpuasan didalam dirinya.
Aguste Comte memulia karir profesinalnya dengan memberi les privat bidang matematika. Namun selain matematika ia juga tertarik memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan masyarakat terutama minat ini tumbuh dengan suburnya setelah ia berteman dengan Saint Simon yang mempekerjakan Comte sebagai sekretarisnya.
Kondisi kehidupan ekonominya comte pas-pasan, hampir dalam seluruh hidupnya dapat dipastikan hidupa dalam kemiskinan karena ia tidak pernah dibayar sebagaimana mestinya dalam memberikan les privat, dimana pada waktu itu biaya pendidikan di Prancis sangat mahal. Dan akhirnya ia hidup selalu berada dalam pemberian orang-orang yang mengaguminya dan para pengikut agama Humanitasnya.
Tahun 1844 dua tahun setelah ia menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Course of Positive Philosophy dalam enam jilid, dan juga karya besar yang cukup terkenal adalah System of Positive Politics yang merupakan persembahan Comte bagi pujaan hatinya Clothilde de Vaux, yang begitu banyak mempengaruhi pemikiran Comte di karya besar keduanya itu. Dan dari karyanya yang satu ini ia mengusulkan adanya agama humanitas, yang sangat menekankan pentingnya sisi kemanusiaan dalam mencapai suatu masyarakat positifis. Comte hidup pada masa akhir revolusi Prancis termasuk didalamnya serangkaian pergolakan yang tersu berkesinambungan sehingga Comte sangat menekankan arti pentingnya Keteraturan Sosial. Akhirnya pada tahun 1857 ia mengakhiri hidupnya dalam kesengsaraan dan kemiskinan namun demikian namanya tetap kita kenang hingga sekarang karena kegemilangan pikiran serta gagasannya.

2. Statika Sosial dan Dinamika Sosial Aguste Comte
Untuk memahami pemikiran Auguste Comte, kita harus mengkaitkan dia dengan faktor lingkungan kebudayaan dan lingkungan intelektual Perancis. Comte hidup pada masa revolusi Perancis yang telah menimbulkan perubahan yang sangat besar pada semua aspek kehidupan masyarakat Perancis. Revolusi ini telah melahirkan dua sikap yang saling berlawanan yaitu sikap optimis akan masa depan yang lebih baik dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebaliknya sikap konservatif atau skeptis terhadap perubahan yang menimbulkan anarki dan sikap individualis.
Lingkungan intelektual Perancis diwarnai oleh dua kelompok intelektual yaitu para peminat filsafat sejarah yang memberi bentuk pada gagasan tentang kemajuan dan para penulis yang lebih berminat kepada masalah-masalah penataan masyarakat. Para peminat filsafat sejarah menaruh perhatian besar pada pertanyaan-pertanyaan mengenai apakah sejarah memiliki tujuan, apakah dalam proses historis diungkapkan suatu rencana yang dapat diketahui berkat wahyu atau akal pikiran manusia, apakah sejarah memiliki makna atau hanyalah merupakan serangkaian kejadian yang kebetulan. Beberapa tokoh dapat disebut dari Fontenelle, Abbe de St Pierre, Bossuet, Voltaire, Turgot, dan Condorcet. Para peminat masalah-masalah penataan masyarakat menaruh perhatian pada masalah integrasi dan ketidaksamaan. Tokoh-tokohnya antara lain Montesquieu, Rousseau, De Bonald.
Comte adalah turgot dan Condorcet merupakan  dua okoh filusuf sejarah yang mempengaruhi kemajuan sosial masyarakat. Turgot merumuskan dua hukum yang berkaitan dengan kemajuan. Yang pertama berisi dalil bahwa setiap langkah berarti percepatan. Yang kedua adalah hukum tiga tahap perkembangan intelektual, pertama, orang pertama menemukan sebab-sebab adanya gejala-gejala dijelaskan dalam kegiatan mahluk-mahluk rohaniah, kedua, gejala-gejala dijelaskan dengan bantuan abstraksi dan pada tahap ketiga orang menggunakan matematika dan eksperimen.
Menurut Condorcet, Studi sejarah mempunyai dua tujua, pertama, adanya keyakinan bahwa sejarah dapat diramalkan asal saja hukum-hukumnya dapat diketahui (yang diperlukan adalah Newton-nya Sejarah). Tujuan kedau adalah untuk menggantikan harapan masa depan yang ditentukan oleh wahyu dengan harapan masa depan yang bersifat sekuler. Menurut Condorcet ada tiga tahap perkembangan manusia yaitu membongkar perbedaan antar negara, perkembangan persamaan negara, dan ketiga kemajuan manusia sesungguhnya. Dan Condorcet juga mengemukakan bahwa belajar sejarah itu dapat melalui, pengalaman masa lalu, pengamatan pada kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan peradaban manusia, da menganalisa kemajuan pemahaman manusia terhadap alamnya.
Dan penulis yang meminati masalah penataan masyarakat, Comte dipengaruhi oleh de Bonald, dimana ia mempunyai pandangan skeptis dalam memandang dampak yang ditimbulkan revolusi Perancis. Baginya revolusi nii hanya menghasilkan keadaan masyarakat yang anarkis dan individualis. De Bonald memakai pendekatan organis dalam melihat kesatuan masyarakat yang dipimpin oleh sekelompok orang yang diterangi semangat Gereja. Individu harus tunduk pada masyarakat.
Aguste Comte adalah tokoh aliran “positivisme” yang paling terkenal. Kamu positivis percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam dimana metode-metode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan hukum-hukum sosial kemasyarakatan. Aliran ini tentunya mendapat pengaruh dari kaum empiris dan mereka sangat optimis dengan kemajuan dari revolusi Perancis. Pendiri filsafat positivis yang sesungguhnya adalah Henry de Saint Simon yang menjadi guru sekaligus teman diskusi Comte.
Menurut Simon untuk memahami sejarah orang harus mencari hubungan sebab akibat, hukum-hukum yang menguasai proses perubahan. Mengikuti pandangan 3 tahap dari Turgot, Simon juga merumuskan 3 tahap perkembangan masyarakat yaitu: tahap Teologis, (periode feodalisme), tahap metafisis (periode absolutisme) dan tahap positif yang mendasari masyarakat industri.
Aguste Comte menuangkan gagasan positivisnya dalam bukunya the Course of Positivie Philosoph, yang merupakan sebuah ensiklopedi mengenai evolusi filosofis dari semua ilmu dan merupakan suatu pernyataan yang sistematis yang semuanya itu tewujud dalam tahap akhir perkembangan. Perkembangan ini diletakkan dalam hubungan statika dan dinamika, dimana statika yang dimaksud adalah kaitan organis antara gejala-gejala diinspirasi dari de Bonald, sedangkan dinamika adalah urutan gejala-gejala diinspirasi dari filsafat sejarah Condorcet.
Aguste Comte untuk menciptakan masyarakat yang adil, diperlukan metode positif yang kepastiannya tidak dapat digugat. Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu : pertama, Metode ini diarahkan pada fakta-fakta. Kedua, Metode ini diarahkan pada perbaikan terus meneurs dari syarat-syarat hidup. Ketiga, Metode ini berusaha ke arah kepastian. Keempat, Metode ini berusaha ke arah kecermatan.
Metode positif juga mempunyai sarana-sarana bantu yaitu pengamatan, perbandingan, eksperimen dan metode historis. Tiga yang pertama itu biasa dilakukan dalam ilmu-ilmu alam, tetapi metode historis khusus berlaku bagi masyarakat yaitu untuk mengungkapkan hukum-hukum yang menguasai perkambangan gagasan-gagasan.
Aguste Comte termasuk pemikir yang digolongkan dalam Positivisme yang memegang teguh bahwa strategi pembaharuan termasuk dalam masyarakat itu dipercaya dapat dilakukan berdasarkan hukum alam. Masyarakat positivus percaya bahwa hukum-hukum alam yang mengendalikan manusia dan gejala sosial dapat digunakan sebagai dasar untuk mengadakan pembaharuan-pembaharuan sosial dan politik untuk menyelaraskan institusi-institusi masyarakat dengan hukum-hukum itu.
Aguste Comte juga melihat bahwa masyarakat sebagai suatu keseluruhan organisk yang kenyataannya lebih dari sekedar jumlah bagian-bagian yang saling tergantung. Dan untuk mengerti kenyataan ini harus dilakukan suatu metode penelitian empiris, yang dapat meyakinkan kita bahwa masyarakat merupakan suatu bagian dari alam seperti halnya gejala fisik saja.
Aguste Comte mengajukan tiga metode penelitian empiris yang biasa juga digunakan oleh bidang-bidang fisika dan biologi, yaitu pertama, pengamatan, dimana dalam metode ini peneliti mengadakan suatu pengamatan fakta dan mencatatnya dan tentunya tidak semua fakta dicatat, hanya yang dianggap penting saja. Metode kedua yaitu Eksperimen, metode ini bisa dilakukans ecara terlibat atau pun tidak dan metode ini memang sulit untuk dilakukan. Metode ketiga yaitu Perbandingan, tentunya metode ini memperbandingkan satu keadaan dengan keadaan yang lainnya.
Metode-metode Comte yang digunakan Comte di atas berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat evolusioner menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Tahap Teologis, merupakan periode paling lama dalam sejarah manusia, dan dalam periode ini dibagi lagi ke dalam 3 subperiode, yaitu Fetisisme, yaitu bentuk pikiran yang dominan dalam masyarakat primitif, meliputi kepercayaan bahwa semua benda memiliki kelengkapan kekuatan hidupnya sendiri. Politheisme, muncul adanya anggapan bahwa ada kekuatan-kekuatan yang mengatur kehidupannya atau gejala alam. Monotheisme, yaitu kepercayaan dewa mulai digantikan dengan yang tunggal, dan puncaknya ditunjukkan adanya Khatolisisme.
2.  Tahap Metafisik merupakan tahap transisi antara tahap teologis ke tahap positif. Tahap ini ditandai oleh satu kepercayaan akan hukum-hukum alam yang asasi yang dapat ditemukan dalam akal budi.
3.  Tahap Positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir, tetapi sekali lagi pengetahuan itu sifatnya sementara dan tidak mutlak, disini menunjukkan bahwa semangat positivisme yang selalu terbuka secara terus menerus terhadap data baru yang terus mengalami pembaharuan dan menunjukkan dinamika yang tinggi. Analisa rasional mengenai data empiris akhirnya akan memungkinkan manusia untuk memperoleh hukum-hukum yang bersifat uniformitas.
Aguste Comte mengatakan bahwa disetiap tahapan tentunya akan selalu terjadi suatu konsensus yang mengarah pada keteraturan sosial, dimana dalam konsensus itu terjadi suatu kesepakatan pandangan dan kepercayaan bersama, dengan kata lain sutau masyarakat dikatakan telah melampaui suatu tahap perkembangan diatas apabila seluruh anggotanya telah melakukan hal yang sama sesuai dengan kesepakatan yang ada, ada suatu kekuatan yang dominan yang menguasai masyarakat yang mengarahkan masyarakat untuk melakukan konsensus demi tercapainya suatu keteraturan sosial. Pada tahap teologis, keluarga merupakan satuan sosial yang dominan, dalam tahap metafisik kekuatan negara-bangsa (yang memunculkan rasa nasionalisme/ kebangsaan) menjadi suatu organisasi yang dominan. Dalam tahap positif muncul keteraturan sosial ditandai dengan munculnya masyarakat industri dimana yang dipentingkan disini adalah sisi kemanusiaan.


Referensi :

James M. Heslim, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Erlangga: Jakarta 2007
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, PT. Gramedia, Anggota IKAPI: Jakarta 1996.


Populasi Genetik dan Evolusi


Nama               : Mardianton
Dosen              : Prof. Dr. Nusirwan Efendi

Mata Kuliah    : Antropologi

Tentang           : Evolusi



Populasi Genetik dan Evolusi

Salah satu tantanga dari phsycal antropology adalah untuk menyediakan pengertian yang mendalam kedalam asal muasal manusia. Catatan tentang fosil membuktikan tentang adanya kehidupan dimasa lampau, yang ada dimuka bumi, yang jelas catatan tentang suatu kemajuan dari organisme bersel satu sederhana terus mengalami peningkatan yang berbeda.
Teori tentang evolusi kehidupan sudah dimulai sejak jaman Yunani lampau, tetapi itu hanya sepanjang abad yang ke-19 dimana teori evolusi yang baru telah dikembangkan. Teori-teori ini dibuat melalui penemuan yang banyak dilakukan dengan orang yang berbeda dan tempat yang berbeda juga.

Imu Alam Semeta dan asal Usul Manusia

Pernyataan yang paling membingungkan adalah yang banyak dipertanyakan manusia, siapa kita? Dari mana kita? Kenapa kita berada disini? Apakah tempat kita di alam semesta ini. Pertanyaan ini telah banyak dipertanyakan orang sepanjang sejarah. Kebanyakan pertanyaan yang sudah canggih mampu menjawab pertanyaan penting ini. Kosmologis (ilmu alam semesta) adalah kerangka konseptual yang menyajikan bahwa alam semesta ini merupakan suatu sitem yang tertata rapi. Alam semesta meliputi tatacara dimana kekuatan makhluk atau hal-hal yang gaib membentuk bumi dan manusia. Mereka diturunkan secara turun-temurun melalui upacara agama, pendidikan, hukum, seni dan bahasa.
Di dalam tradisi toism, laki-laki dan perempuan dikenal sebagai yin dan yang, yang merupakan sumber spritual dan meterial dimana manusia berasal dikehidupan lainnya. Yin dipertimbangkan sebagi sesuatu yang pasif, memiliki hal negatif, kekuatan feminim di alam semesta, sumber dari dingin dan kegelapan. Sedangkan yang adalah diperlambangkan sebagai sesuatu yang aktif, memiliki hal yang positif, prinsip atau kekuatan jantan, sumber panas dan cahaya.

Asal Usul Tradisi Barat

Di dalam tradisi duania Barat, berbagai mitologi Yunani memiliki penjelasan yang berbeda-beda tentang asal usul manusia. Awalnya manusia berasal dari prometheusfashionet keluar dari air dan bumi. Mitologi yang lain adalah Zeus memerintah pyrra, pencipta api, untuk melemparkan batu dibelakang tubuhnya, kemudian batu ini menjadi laki-laki dan perempuan. Ilmu semesta Yunani mempertimbangkan gagasan yang evolusioner, legenda meletus (636-546 SM) memberikan pendapat bahwa kehidupan itu dimulai dari laut dan manusia itu pada awalnya berwujud seperti ikan, kemudian bergerak kedaratan, kemudian berevolusi menjadi makhluk mamalia.
Beberapa tahun kemudian Aristoteles (384-322 SM) memengusul beberapa teori awal penciptaan manusia sampai berevolusi. Berdasarkan perbandingan fisiologi dan anatomi, argumentasinya adalah pernyataan bahwa kehidupan bermula dari hal yang sederhana kemudian meningkat kearah yang lebih kompleks seperti manusia.
Tradisi kosmologikal (ilmu alam semesta) penciptaan manusia diceritakan dalam buku asal usul yang kemudian disatukan dalam kitab injil. Tradisi yang berkaitan dengan agama Yahudi ini memaparkan bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini. Hal ini mulai dengan “Tuhan sebagai permulaan penciptaan surga dan bumi” dan menguraikan ciptaannya ini dalam enam hari, dimulai dengan cahaya, surga, bumi dan tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang dan burung-burung, ikan binatang dan manusia. Adam diciptakan dari ‘debu’, ditempatkan dalam surga eden. Sedangkan perempuan ‘hawa’ diciptakan dari tulang rusuk Adam.

Perubahan Evolusi yang Ilmiah

Di dalam dunia Barat  yang mengikuti periode abad pertengahan penemuan ilmiah sudah mulai mempengruhi konsepsi tentang hubungan ras manusia kepada asal usul ras manusia itu. Compernicus dan Gallileo memperkenalkan gagasan bahwa bumi adalah merupakan satu-satunya planet yang melingkari matahari. Ketika gagasan ini diterima, manusia tidak lagi emaksakan pandangan mereka tentang planet dimana mereka berada menjadi pusat di alam semesta.
Ilmu alam semesta sering memberikan penjelasan yang melibatkan kekuatan yang berasal dari hal-hal yang gaib, yang mustahil untuk diamati oleh manusia. Teori evolusi ilmiah, sebaliknya diperoleh dari kepercayaan bahwa alam semesta beroprasi  melalui proses yang reguler yang dapat diamati. Sebagai gantinya teori ilmiah adalah dalil yang dapat dievaluasi  oleh masa depan yang dapat diuji dan diamati.

Catastrophism melawa Uniformatarianism

Sebelum kebangkitan dunia Barat, Judeo-Kristion menyajikan satu-satunya kerangka untuk pemahaman posisi manusia di alam semesta. Versi ciptaan membahas teks tentang penciptaan kitab Injil membantu perkembangan suatu konsep waktu. Peristiwa ini terdapat dalam kitab Injil bahwa tidak ada konsep dari masa lampau yang terbentang jauh melampauih memori manusia. Pada abad ke-17 pandangan penciptaan ini menuntun pendeta James Ussher dari Irlandia (1581-1665) untuk mengkalkulasi umur bumi.  Ussher menghitung bahawa permulaan alam semesta ini pada tahun 4.000 SM, selanjutkan diperkirakan umur bumi kira-kira berusia 6.000 tahun.

Catastrophism

Pandangan tentang alam semesta yang statis dan tidak berubah-rubah. Georges (1769-1832) bapak ilmu hewan, tulang fosil yang yang ditemukan dari binatang yang menyusui seperti gajah prasejarah yang disebut, “mammoth” di Vicinity Paris. Untuk menyatukan fosil-fosil ini dengan pandangan ilmu agama Cuvier kemudian menggabungkan dengan teori yang disebut Catastrophism. Catastrophism menjadi penjelasan hubungan geologi yang terbaik yang dikenal, yang konsisten dengan penafsiran yang harfiah tentang asal usul penciptaan seperti yang diceritakan dalam kitab Injil.

Uniformatarianism

Uniformatarianism merupakan pengurangan umur bumi dari tingkat dimana sedimen disimpan dan dengan mengukur ketebalan batu karang, berdasarkan argumentasi dari penafsiran geologi. Charles Lyell, bapak geologi moder menyimpulkan bahwa bumi telah berusia berjuta-juta tahun. Pada tahun 1795, James Huton di dalam bukunya “Theory of the earth” (teori di bumi) menerangkan bagaimana proses alamiah erosi dan erosi sedimen alami yang telah membentuk itu berbagai strata yang berhubungan dengan geologi dibumi.

Teori Evolusi
Memacu pada proses berubah jenis dari waktu kewaktu. Teori evolusioner mempertahankan  bahwa jenis manusia dan binatang yang ada itu sudah muncul di atas jutaan tahun dan bersal dari organisma sederhana.

Lamarck: pemerolehan ciri

Jean Baptiste de Lamarck (1744-1929) merupakan ahli kimia dan biologi Perancis memaparkan teori evolusi. Ia mengusulkan perubahan jenis dan menyesuaikan kepada lingkungan mereka melalui karakteristik yang diperoleh selama seumur hidup mereka. Ia juga berfikir bahwa ketika lingkungan berubah, besoin, kehendak atau kemungkinan terjadi perobahan pada organisma, atau bisa menyesuaikan dengan keadaan baru mereka.
Contoh yang paling terkenal dipergunakan Lanmarck adalah perubahan pada leher jerapah. Terjadi perobahan pada lehernya yaitu panjangnya, sedangkan leher nenek moyang mereka pendek yang selalu berusaha menggapai dedaunan dipohon sebagai pengganti rumput.

Darwin, Wallance dan seleksi alam

Charles dan Darwin dan Walance alfred merupakan dua individu yang benar-benar mempengaruhi evolusi ilmiah. Penyidik alam merupakan suatu istilah yang dipergunakan pada waktu itu mengacuh pada ahli biologi Inggris abad ke-19. Mereka mengidentifikasi tentang mekanisme yang masuk akal bagi perubahan evolusioner, mereka merubah prespektif awal manusia tentang asal usul perubahan spesies, mekanisme ini dikenal dengan seleksi alam. Darwin meneruskan perjalanan sampai dengan pendokumentasian teori didalam bukunya “ the origins of species” mulai tahun 1981.
Pada teori ini lebih menekankan tetang variaasi seleksi alam yang maha besar yang ada dalam semua jenis tumbuhan dan binatang. Mereka mengkombinasikan pengamatan mereka ini dengan Thomas Mathus, seorang pendeta di abad ke 19 dan juga ahli ekonomi yang memusatkan pengamatan pada populasi manusia. Keterkaitan mathus adalah dari bahwa dari hasil observasinya bahwa suatu prinsip dasar alami yang menghasilkan makhluk hidup keturunan dibanding biasanya untuk bertahan hidup dan berproduksi. Variasi didalam jenis dan sukses berproduksi adalah basis dari seleksi alam.

Contoh seleksi alam

Suatu kasus yang klasik tentang seleksi alam adalah terjadi kawan industri Inggris selama seumur hidup. Sepanjang abad ke-19 populasi tentang ngengat dibubuhi merica (biston betularia) dipulau kecil di Inggris menunjukan variasi dalam warna adalah sebagian warna terang sebagian yang lain gelap. Ketika lebih dulu dicatat 1849, variasi yang gelap adalah sangat panjang.
Untuk perubahan mendadak pada industri di Inggris sebelum pertengahan abad ke-19, ngengat yang berwarna lembut bercampur dengan warna pohon yang lichem yang kemudian meliputi tubuh mereka dan selanjutnya mereka luput dari menjadi target perburuan burung. Ngengat yang berwarna lembut, menjadi sangat gampang terlihat karena berlawanan dengan pohon yang dihitamkan, telah dimakan oleh burung-burung. Sebaliknya, ngengat yang bewarna gelap mempunyai suatu keuntungan beradaptasi karena mereka telah disamarkan dengan kulit pohon yang digelapkan, karenanya variasi ini selamat dan yang direproduksi dalam jumlah yang sangat besar.

Prisip keturunan

Ilmuan abad ke 19, tidak memahami keturunan atau bagaimana ciri spesifik telah diteruskan dari suatu generasi kepada yang berikutnya. Darwin memberi alasan bahwa sepanjang proses berkembang baik, unsur yang berkenaan dengan orang tua mencampur untuk menghasilkan ciri baru dalam keturunan orang tua. Eksperimen ini telah dibuktikan dalam pengamatannya yaitu pada tumbuhan dan binatang.

Model dan genetic modern

Pemahaman keturunan yang modern muncul melalui studi oleh suatu biarawan Austria nama Gregor Mendel (1822-1844). Sepanjang tahun 1960-an mendel mulai suatu rangkaian eksperimen dengan tumbuhan; kacang polong, eksperimen yang membutuhkan revolusi pemikiran secara biologi.

Eksperimen Mendel

Sebagian eksperimen mendel melibatkan kacang polong, sebagai contoh is melakukan kawin silang secara hati-hati dengan yang asli yang memproduksi kacang polong hanya menguning dengan kacang polong asli yang menghasilkan kacang polong berwarna hijau. Hasil persilangan Mendel menemukan satu pola yang berkembang biak yang berbeda. Generasi tumbuhan yang pertama semuanya berwarna kuning. Sedangkan yang kedua berisi kedua-duanya menguning dan hijau. Perbandingan kuning dan hijau pada generasi yang kedua selalu kira-kira 3:1 ciri terpendam dan dominan.
Gen dan keturunan. Dari perjalanan Mendel dari ahli lain yaitu ahli ilmu biologi diketahui bahwa telah ditemukan gen. Gen adalah suatu unit yang terpisah  dari informasi turun temurun yang menentukan karakter fisik organisasi secara spesifik. Prinsip pemisahan. Bagaimana orang tua menyatakan hanya ciri yang dominan bisa memperlihatkan ciri yang terdesak/terpendam pada keturunannya.
Prinsip tentang bermacam-macam/ sortiran mandiri. Mendel menyelidiki hasil pemupukan antara kacang polong yang yang ditanam dibedakan jalan dua arah, seperti kedua-duanya warna dan bentuk kacang polong. Eksperimen ini tidak menunjukan bahwa apa pun dari ciri selalu diteruskan bersama-sama. Mendel menyimpulkan bahwa sepanjang proses yang reproduktif partikel unsur/ butir menunjukan berbeda dan atau terpisah satu sama lainnya kemudian berkombinasi kembali untuk menciptakan variasi untuk generasi berikutnya.

Genetika molecular

Pemahaman ilmuan modern yang lebih baik yang lakukan Mendel dinamika keturunan ditangkatan selular. Mereka mempunyai penemuan yang dilakukan pada binatang, manusia mempunyai dua format sel yang berbeda: sel somatic (sel badan) dan ampelas (sel jenis kelamin: telor dan mani). Didalam sel yang somatic adalah penghembus crhomosomes yang berisi unit keturunan. Manusia mempunyai 23 pasang crhomosomes, atau 46 crhomosomes. Ketika sel crhomosomes ini membagi proses yang alami pembelahan untuk menghasilkan sel moda, ahli ilmu biologi menyebut proses ini sebagai mitosis, mereka melipatkan diri mereka untuk menghasilkan sel yang mempunyai 46 crhomosomes. Mitosis hanya suatu proses yang membuat sel serupa didalam suatu single individu.

Genetika  populasi dan evolusi

Evolusi mengacu pada perubahan di (dalam) perubahan poppulasi organisme yang materinya berhubungan dengan genetika. Suatu populasi disini mengacu kepada suatu antara persilangan kelompok individu. Untuk memahami evolusi, suatu ilmuan harus mempertimbangkan semua gen di dalam suatu populasi.
Mutasi

Mutasi adalah perubahan tentang material yang berhubugan dengan genetika ditingkatan selular. Mereka dapat terjadi secara spontan sepanjang sel melakukan proses replika, atau mereka dapat dibujuk oleh faktor lingkungan seperti radiasi. Kebanyakan mutasi terjadi pada sel organisme yang somatic, jenis mutasi ini tidak lah secara turun temurun, ketika organisme mati maka mutasi itu juga mati, mutasi dapat mengubah DNA kedalam sel produktif. Kejadian mutasi ini akan dilewatkan kedalam keturunan adalah suatu perubahan DNA dasar atau suatu mutasi titik. Mungkin menghasilkan perubahan phenotypic yang tampak. Sebagai contoh; perbedaan didalam ilmu kimia adalah darah.

Alur gen
Arus infprmasi adalah pertukaran antara allesles sedikitnya dua populasi yang berbeda. Ketika pertukaran ini terjadi, material yang berkaitan dengan keturunan buru mungkin akan diperkenalkan, mengubah frekuensi allele didalam suatu populasi.

Hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan genetik

Gerakan genetik adalah perubahan evolusioner sebagai hasil dari percontohan fenomena yang menghapuskan atau memelihara alleles tertentu didalam penyatuan  gen. Hal ini meliputi pengaruh peristiwa yang mempengaruhi perubahan evolusioner yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh individu.

Seleksi alam
Seleksi alam merupakan kunci dari evolusi. Ini dapat digambarkan sebagai peubahan hasil diferensial yang sukses reproduktif didalam frekuensi allele suatu populasi.

Analisisi SK/KD kedalam Fakta, Konsep dan Generalisasi


Analisisi SK/KD kedalam Fakta, Konsep dan Generalisasi
SMP Negeri                : 4 Ranah Pesisir
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester           : VII/ I
Alokasi Waktu            : 2 x 40 Menit

Standar Kompetensi   : Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
Kompetensi Dasar       : Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi
                                      yang bermoral

Konsep
Fakta
Generalisasi
Makhluk sosial
-          Komunikasi
-          Gotong royong disuatu daerah
-          Memberikan bantuan kepada korban bencana
Sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral manusia juga memenuhi kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya.
Makhluk ekonomi
-          Makan
-          Pakaian
-          Bekerja disuatu tempat
-          Sawah tempat bercocok tanam
Makhluk bermoral
-          Patuh terhadap aturan
-          Taat dalam agama
-          Bertingkah laku baik
Kebutuhan
-          Makan
-          Baju/ celana
-          Uang
-          Rumah



ANALISIS SK/KD KE DALAM INDIKATOR
DAN TUJUAN PEMBELAJARAN


SMP Negeri                : 4 Ranah Pesisir
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/ Semester           : VII/ I
Alokasi Waktu            : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi   : Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan
Kompetensi Dasar       : Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi
                                      yang bermoral

A.    Indikator  :
1.      Mengidentifikasi ciri-ciri mahkluk sosial dan ekonomi
2.      Membedakan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi
3.      Mengidentifikasi bentuk-bentuk kebutuhan manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonomi
4.      Mengidentifikasi perilaku sosial dan ekonomi yang bermoral
5.      Mengidentifikasi usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya

B.     Tujuan     :
1.      Melalui diskusi kelompok siswa membuat ciri-ciri mahkluk sosial dan ekonomi
2.      Melalui bimbingan guru siswa mengklasifikasikan ciri-ciri mahkluk sosial dan ekonomi
3.      Melalui diskusi kelompok siswa menguraikan perilaku manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonmi
4.      Melalui tanya jawab siswa memberikan contoh tetang perilaku sosial dan ekonomi yang bermoral
5.      Melalui diskusi kelompok siswa membuat daftar kebutuhan manusia sebagia mahkluk sosial dan ekonomi
6.      Melalui tanya jawab siswa mengungkap beberapa bentuk usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya
7.      Melalui bimbingan guru, siswa mengelompokan bentuk  usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
8.      Melalui bimbingan guru siswa menyimpulkan perilaku manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan.
9.      Dengan arahan guru siwa membuat catatan menurut bahasanya sendiri bahwa sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral manusia juga memenuhi kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya



C.    Kegiatan pembelajaran:
1.      Kegiatan Pembuka
-       Guru membagi siswa kedalam kelompok belajar
-       Menjelasakan tugas yang akan dilakukan siswa
-       Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan siswa untuk melaksanakan tugas
-       Membuat dan metapkan kontrak belajar antara guru dan siswa
-       Meminta konfirmasi siswa tentang kejelasan tugas atau kegiatan kelompok
-       Mereview materi terkait yang telah dipelajar

2.      Kegiatan inti
Guru
Siawa
1.      Membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar
2.      Menyampaikan arahan tetang bentuk diskusi kelompok
3.      Memfasilitasi siswa dalam diskusi kelompok
4.      Memberikan arahan tetang pengelompokan, bentuk usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya
5.      Membimbing siswa menyimpulkan perilaku manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhannya
6.      Mengarahkan siswa membuat catatan dengan bahasanya sendiri bahwa sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral manusia juga memenuhi kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya.
1.      Membuat kelompok belajar sesuai arahan guru
2.      Membentuk perangkat kelompok demi kelancaran diskusi
3.      Mendiskusikan ciri-ciri manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonomi
4.      Mengklasifikasikan ciri-ciri manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonomi
5.      Menguraikan perilaku manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonmi
6.      Membuat daftar kebutuhan manusia sebagi mahkluk sosial dan ekonomi
7.      Memberikan contoh tetang perilaku manusia sebagai sosial dan ekonomi yang bermoral
8.      Mengungkap beberapa bentuk usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya
9.      Mengelompokan bentuk  usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya
10.  Membuat kesimpulan tentang perilaku manusia sebagai mahkluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan
11.  Membuat catatan berdasarkan bahasa sendiri bahwa sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral manusia juga memenuhi kebutuhan untuk melangsungkan kehidupannya.