Senin, 15 Oktober 2012

Sanggar Kesenian Tradisional (Tambulun Saiyo)

BAB I
PENDAHULUAN

Kebudayaan berasal dari bahasa Belanda yaitu cultuur, dalam bahasa Inggris cultuere. Sedangkan dalam bahasa Arab kebudayaan disebut tsaqafah yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengelolah tanah atau bertani. Dari pengertian ini berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia mengubah dan mengelolah alam. (Abu Ahmadi: 1988)
Ditinjau dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta “Budhaya” yakni bentuk jamak dari budhi yang berati budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Melalui pengembangan kebudayaan inilah manusia dapat mengintrgasikan akal fikiran dengan hati untuk menciptakan sesuatu hal, agar terciptalah sesuatu yang dapat memberikan kepuasan hati dan batin manusia. Maka terciptalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh manusia secara berulang-ulang dalam kehidupannya. Sehingga terciptalah yang disebut dengan adat istiadat (custom).
Berbagai macam kegiatan dapat ditimbulkan dalam pengembangan kebudayaan dalam kehidupan manusia. Pengembangan ini semata-mata bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepuasan batin dalam hidupnya. Maka salah satu dari hasil ciptaan manusia maka lahirlah kesenian yang dijadikan sebagai alat hiburan dalam kehidupan masyarakat. Dimana kesenian meruakan pengembangan dari akal dan budi untuk memberikan kepuasan batin manusia.
Dalam uraian berikut penulis akan membahas tentang kronologis dan perkembangan sanggar kesenian Tambulun Saiyo Sungai Liku. Sanggar keseniaan ini merupakan hasil dari karya, karsa dan cipta masyarakat Kurao Sungai Liku, yang lahir rasa dari keprihatinan sebahagian tokoh masyarakat Kurao terhadap kurang berminatnya generasi muda dalam mempertahankan kelestarian kesenian tradisional Minang Kabau. Kekhawatiran ini muncul karena dari waktu kewaktu generasi muda nampak sudah tidak berminat lagi terhadap pagelaran kesenian tradisional daerah.
Jika dilihat di Kurao Sungai Liku, bahwa generasi muda lebih memilih musik kontenporer jika dibandingkan dengan musik tradisional. Pada hal jika dilihat dari historis daerah, Kurao Sungai Liku ini merupakan salah satu daerah penghasil kesenian daerah, seperti tari piring, silek harimau, tari pedang, randai, tari dukung anak dan lain sebagainya. Maka sejalan dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman ternyata kesenian ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat.
Kesenian tradisional Minang Kabau ini telah dijadikan sebagai tradisi masyarakat Nagri Sungai Liku dalam berbagai aspek kegiatan pemerintahan nagari seperti, acara Balimau Basamo dalam menyambut bulan suci Rahmadan, kegiatan anak nagari, menyambut tamu pemerintahan, acara perta perkawinan, sunat Rasul, memperingati hari raya Idul Fitri dan lain sebagainya. Jika kegiatan di atas tidak dimeriahkan dengan kesenian tradisional Minang Kabau, maka dinilai tidak sacral dan kurang bermakna.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba menguraikan pengembangan tradisi kesenian adat tradisonal Minang Kabau di Kurao Nagri Sungai Liku kecamatan Ranah Pesisir kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Adat istiadat (custom) adalah pola-pola perilaku yang diakui sebagai hal yang terbaik dan dijadikan sebagai hukum tidak tertulis dengan sanksi yang berat. Sanksi atau hukuman diberikan oleh orang yang paling mengetahui seluk beluk adat, pemangku adat  atau kepala suku. (Tim Abdi Guru: 2006).
Adat istiadat terdapat dalam suatu masyarakat yang hidup dalam suatu wilayah kesatuan. Dimana adat dapat dijadikan sebagai hujjah dalam menjaga tatanan kehidupan masyarakat. Adat merupakan kesatuan hukum yang tidak tertulis akan tetapi jika terjadi pelanggaran atau kesalahan dalam pelaksanaannya maka dapat dikenakan sanksi. Sanksi yang diberikan dapat berupa celaan atau bentuk lainya, seperti diusir dalam lingkungan kesatuaan wilayah adat tempat tinggal. (Amrisal Dt. Endah Kayo: 2010).
Menurut R. Linton masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang sudah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehinga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya, berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan social dengan batasan-batasan tertentu.
J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat juga meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. (Abu Hamadi: 1988).
Dari defenisi di atas dapat diartikan bahwa masyarakat itu timbul dari setiap individu, yang telah lama hidup dan bekerjasama dalam waktu yang cukup lama. Kelompok manusia yang dimaksud adalah sekolompok manusia yang belum terorganisasikan secara fundamental.
Masyarakat Kurao Sungai Liku adalah bahagian dari masyarakat yang sangat kental dalam mempertahankan adat dengan mengembangkan kesenian anak nagari. Kesenian anak nagari ini dalam bentuk mendirikan sebuah sanggar kesenian yang diberi nama sanggar tambulun saiyo Kurao Sungai Liku yang bergerak dibidang kesenian (tari-tarian).

B.    PEMBAHASAN
a.    Biografis Daerah dan Kondisi Masyarakat
Kurao merupakan bahagian kecil masyarakat yang tinggal diperdesaan/ nagari yang dijadikan sebagai wilayah tempat berdomisili meraka. Dan bahkan disebuah perkampungan yang sangat jauh dipelosok desa/ nagari yang belum terjama oleh kemajuan teknologi seperti, aliran listrik serta jalan yang belum memadai yang masih sederhana.
Desa dipersamakan dengan nagari, dimana nagari merupakan bagian terkecil dalam pemerintahan. (Perda Nomor: 33 tahun 2009 tentang Pemekaran, Penggabungan Pemerintahan Nagari di Pesisir Selatan).
Jika kita defenisikan desa/ nagari adalah suatu hasil perpaduan antara sekelompok manusia dalam lingkungannya. Dimana hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kemampuan dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi atar unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah lain. (Hartono, dkk: 1990).
Dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam lingkungannya, masyarakat perdesaan cenderung memulai dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Agar apa yang dihasilkan dan disepakati tidak terdapat pro-kontra dan kesalahpahaman dikarenakan masih ada masyarakat yang tidak terlibat dan bahkan tidak mengetahui.
Kurao Sungai Liku merupakan sebuah daerah yang tepencil, dimana secara geografis posisinya berada di ujung Nagari Sungai Liku kecamatan Ranah Pesisir kabupaten Pesisir Selatan. Walaupun terletak di daerah pedalaman Nagari Sungai Liku dengan jarak tempuh 15 Km dari pusat pemerintahan kecamatan, namun masyarakat ini mempunyai kebiasaan yang unik dan menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Kurao. Kebiasaan yang mereka lakukan kendatipun ada persamaan dengan masyarakat lain (tetangga) akan tetapi masyarakat lain tersebut tidak bisa mempertahankan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Kurao. (H. Abdul Mu’s: Tokoh Masyarakat Kurao: 2010).
Dengan asas musyawarah mufakat masyarakat kuarao telah membetuk sebuah sanggar kesenian tradisional minang kabau. Sanggar ini bergerak dala bidang tari-tarian (tari piring), sileh harimau, tari sewa, tari pedang, tari dukung anak, randai dan lain-lain. Keunikan yang terdapat pada masyarakat ini adalah bahwa hanya dengan modal musyawarah dan mufakat saja telah mengantarkan kepada prestasi yang sangat membanggakan. Seperti, lima besar setiap acara pestival kesenian tradisional provinsi Sumatera Barat (tiga periode). Kemudian dalam waktu dekat masyarakat melalui sanggar seninya sedang mempersiapkan diri untuk memenuhi undangan ke Bali.
Jika diamati lebih jauh bahwa prestasi yang telah diraih belum sebanding dengan pendidikan masyarakat yang terdapat di Kurao ini. Dari data yang ditemukan bahwa masyarakat Kurao ini masih 5% yang berpendidikan sekolah dasar (SD), 3 % SMP, 10% SMA itupun masih dalam proses. Sedangkan 82% masyarakat Kuaro tidak pernah menempuh pendidikan formal. (Ka. Kampung Kurao: 2010).
Mendirikan sebuah organisasi sosial dalam masyarakat bukanlah suatu hal yang sangat mudah. Apalagi disebuah daerah yang sangat terkebelakang dari berbagai aspek seperti, aspek pendidikan, pengetahuan formal kebudayaan termasuk keterkebelakangan inprastruktur pembangunan. Dimana daerah Kurao ini belum merasakan terangnya cahaya listrik dimalam hari, seperti terangnya cahaya listrik yang telah dinikmati oleh tetangganya.

b.    Kronologis sanggar Tambulun Saiyo
Setetes embun jatuh di Kurao, airnya mengalir sampai ke Muaro, tak usah kito melamun juo, marilah kita baiyo-iyo. Tambulun saiyo pandangan kito. Sungai Liku baliku-liku, jikok model itu kito binaso…………
Setetes “embun” maksudnya adalah segelintir ide yang timbul dari perkumpulan masyarakat dalam ruang lingkup yang sangat kecil. Dimana Kurao merupakan salah satu daerah yang sangat terpencil di kecamatan Ranah Pesisir, namun masih bisa memunculkan sebuah ide yang sangat cemerlang. “Kurao” merupakan daerah dimana timbulnya sebuah ide untuk mendirikan sanggar tari tersebut.
Ungkapan “setetes embun” di atas dapat di artikan sebagai ungkapan bahwa sanggar Tambulun Saiyo yang hanya diusulkan oleh seorang saja yang bernama Agus di daerah Kurao. Dimana saat ini  merupakan cikal bakal pengerak segala segala aktivitas bagi masyarakat Kurao. Karena setiap pengambilan keputusan pada oraganisasi ini selalu dilaksanakan dalam bentuk musyawah oleh masyarakat.
Kebiasaan tersebut adalah selalu mempertahankan tradisi “musyawarah untuk mencapai mufakat”. Sebagaimana terdapat dalam pepatah adat “bulek aia dek panghulu, bulek kato dek mufakat”, istilah ini selalu dipergunakan masyarakat Kurao dalam setiap merencanakan kegiatan. Kegiatan tersebut berupa, turun kasawah, melaksanakan kongsi (kerjasama) dalam turun kesawah, gotong royong dan sebagainya.
Di kurao ada bernama Muin, muin mengumpulkan masyarakat untuk mengadakan cenda gurau. Lalu dikatakan oleh salah seorang masyarakat (agus) dalam cenda gurau tersebut kita mengadakan rabab. Tempatnya dirumah orang tua (lewi), lalu disebarluaskan kepada masyarakat lain (muin). Selanjutnya selama dilakukan cenda gurau telah dilakukan permainan rabab tersebut yang telah dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat Kurao.
Setelah rabab dilakukan, maka selanjutnya dilakukan permainan kesenian tradisional selanjutnya yaitu memainkan serunai pesisir selatan. Setelah itu dilakukan maka sebagian tokoh masyarakat tersebut mengadakan istirahat. Maka ketika itu timbulah inpirasi masyarakat tersebut bagaiman kalau permainan alat-alat musik tersebut dikembangkan dalam skala yang lebih luas, karena peralatan kesenian agak lengakap. Seperti,  rabab, gendang dan serunai.
Maka timbulah ide untuk dikembangkan atau ditambah dengan tari-tarian, yaitu tari piring. Karena pemain musik tersebut sudah memadai. Maka timbulah ide untuk mencari guru sebagai pelatih tari piring yang dimaksud. Maka, dapatlah seorang guru yang disepakati (Iniar). Beliau merupakan salah seorang guru yang sangat konsen terhadap pengembangan tatri-tarian tradisional minang kabau dalam bentuk tari piring. Peristiwa ini terjadi pada bulan Agustus 2006 sampai sekarang.

c.    Pendiri Sanggar Tambulun Saiyo
Asal mula nama sanggar Tambulun Saiyo diberi oleh wali nagari pelangai dengan nama Tambulun saiyo. Alasan nama ini adalah bahwa posisi sanggar ini berdampingan dengan sumber air terjun tambulun. Keberadaan sumber air ini selalu dijadikan oleh masyarakat sebagai monument pemersatu masyarakat dalam bentuk swadaya gotong royong masyarakat. Sumber iar ini juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengairan iar sawah dan sumber iar minum masyarakat. Jadi ketika terdapat maslah dalam pengairan masyarakat setempat selalu mermusyawarah untuk bergotong royong dalam memperbaikinya.
Sanggar Tambulun Saiyo disirikan oleh beberapa orang tokoh masyarakat Kurao diantaranya:
1.    Muin
2.    Lewi
3.    Oha
4.    Dawi
5.    By. Anda
6.    Abdul Muis
7.    By. Unciang
Dari hasil tersebut maka untuk sementara ditunjuk Isal sebagai ketua sanggar. Dengan Struktur kepengurusan, pelindung Pemerintahan Nagari Sungai Liku, dengan pembina: H. Abdul Muis, Hj. Yulidar. Sedangkan Personalia Sanggar adalah sebagai berikut: Pemain musik Agus (Rabab), Lewi sebagai pemain serunai, By. Anda, Oha, Awal sebagai pemukul gendang. Peralatan musik dikelolah oleh By. Unciang, Bj. Es. Guru Tari dalam sanggar ini adalah Bapak Iniar sedangkan perlengkapan pakaian sekaligus tata rias adalah Ibu Ina, Ibu. Lewi dan Ibu Oha. Kemudian yang bertindak sebagai penjaga keamanan adalah Bapak Dawi.
d.    Prestasi yang Pernah diraih Sanggar Tambulun Saiyo
Prestasi yang pernah diraih oleh Sanggar Tambulun Saiyo Kurao dalah sebagai berikut:
a.    Peringkat 5 besar pada Pestival tari tradisional/ kreasi Pekan budaya kab. Pesisir selatan 2008
b.    Pestival Tari Tradisional Minang Kabau di Taman Budaya Sumatera Barat 2008
c.    Peringkat 5 besar pada Pestival tari tradisional/ kreasi Pekan budaya kab. Pesisir selatan 2009
d.    Pestival Tari Tradisional Minang Kabau di Taman Budaya Sumatera Barat 2009
e.    Peringkat 5 besar pada Pestival tari tradisional/ kreasi Pekan budaya kab. Pesisir selatan 2010
f.    Pestival Tari Tradisional Minang Kabau di Taman Budaya Sumatera Barat 2010
g.    Memenuhi udangan kecamatan dan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti peresmian Open Turnamen Bupati Cup I dan II kab. Pesisir Selatan
h.    Peresmian Gala Rajo Adat Nagari Pelangai Tuan ku Sutan Pariaman, April 2011
i.    Berbagai iven kegiatan pesta pernikahan yang diundang oleh masyarakat.
j.    Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Ketua STAI Balaiselasa, September 2011
k.    Ikut serta dalam setiap kegiatan keramaian seperti peringatan Balimau Basamo dalam rangka menyambut bulan suci Rahmadhan dan peringatan hari RayaIdul Fitri setiap tahunnya
l.    Memenugi undangan masyarakat dalam kegiatan Pesta Perkawinan dan kegiatan senis lainnya.

BAB III
PENUTUP

a.    Kesimpulan
Dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam lingkungannya, masyarakat perdesaan cenderung memulai dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. Agar apa yang dihasilkan dan disepakati tidak terdapat pro-kontra dan kesalahpahaman dikarenakan masih ada masyarakat yang tidak terlibat dan bahkan tidak mengetahui.
Mendirikan sebuah organisasi sosial dalam masyarakat bukanlah suatu hal yang sangat mudah. Apalagi disebuah daerah yang sangat terkebelakang dari berbagai aspek seperti, aspek pendidikan, pengetahuan formal kebudayaan termasuk keterkebelakangan inprastruktur pembangunan. Dimana daerah Kurao ini belum merasakan terangnya cahaya listrik dimalam hari, seperti terangnya cahaya listrik yang telah dinikmati oleh tetangganya.
b.    Kritikan dan Saran-saran
Penulis mengaharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan kritikan dan saran-saran demi kesempurnaan karya ilmiah yang penulis buat. Sehingga pada penulis selanjutnya, penulis dapat memperbaiki dan menyempunakan karya ilmiah yang penulis buat selanjutnya.

Senin, 01 Oktober 2012

SILABUS KEWIRASWASTAAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) BALAISELASA
YAYASAN PEMBINA PERGURUAN TINGGI ISLAM (YPPTI) PESISIR SELATAN


Alamat: Jl.Air Batu No.9 0757-40011 Balaiselasa,25666 e-mil:staipelangai@yahoo.com http://staibalaiselasa.wordpress.com


SEKOLAH TINGGI AGAM ISLAM (STAI) BALAISELASA
HAND OUT KEWIRASWASTAAN
(Semester Ganjil 2012/2013)

A.    Informasi Umum
1. Mata Kuliah    : Kewiraswastaan
2. Prodi        : Tarbiyah /PAI
3. Beban Studi    : 2 SKS
4. Dosen        : Drs. Abdul Aziz, MS
              Mardianton, SE.I
             

B.    Deskripsi Mata Kuliah
1.    Status Mata Kuliah
Kewiraswastaan merupakan Mata Kuliah Khusus untuk semum program studi di Sekolah Tinggi Agama Islam Balaiselasa.
2.    Sinopsis Mata Kuliah
Membentuk sikap mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersaahaja dalam berusaha dan dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegaitan usahanya atau kiprahnya dalam lingkungan masyarakat.
3.    Tujuan Mata Kuliah
a.    Membentuk sikap, mental dan jiwa mahasiswa agar selalu aktif dan kreatif dalam rangka mengembangkan potensi diri dalam lingkungan masyarakat.
b.    Menjadikan mahasiswa yang sadar bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya.
c.    Memberikan pendidikan kepada mahasiswa agar dapat mengembangkan pendidikan kewirausahaan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat.

C.    Sistem Penilaian
a. Absen/ kehadiran 75 %        bobot nilai = 10
b. Makalah                bobot nilai = 10
c. Penugasan            bobot nilai = 10
d. Keaktifan            bobot nilai = 10
e. Ujian Mit/ tengah Semester    bobot nilai = 25
f. Ujian Semester            bobot nilai = 35



D. Schedule dan Materi Perkuliahan
Pertemuan    Pokok bahasan
1    Perkenalan, penjelasan silabus dan lainnya.
2    KEWIRASWASTAAN:
a.    Pengertian Kewiraswastaan
b.    Karakteristik Wiraswastawan
c.    Ciri-ciri Jiwa Wairausaha
d.    Pengenalan dan Pengembangan Pribadi
3    MENJIWAI WIRAUSAHA
a.    Penentuan potensi kewirausahaan
b.    Penilaian diri (self Assesment) dan proses kewirausahaan
c.    Pengenalan dan pengembangan kepribadian
d.    Manajemen kewirausahaan
4    KONSEP DASAR DAN MOTIVASI BERWIRA USAHA
a.    Pengertian motivasi
b.    Belajar wirausaha dari awal
c.    Keuntungan dan kelemahan menjadi wirausaha
d.    Nilai-nilai wirausaha yang perlu dikembangkan
5    URGENSI PENDIDIKAN DALAM BERWIRAUSAHA
a.    Pengertian pendidikan dan kewirausahaan
b.    Pendidikan dalam berwirausaha
c.    Fungsi Makro dan Fungsi Mikro Wirausaha
d.    Berwirausaha mengurangi pengangguran dan kemiskinan
e.    Berwirausaha tanpa pendidikan formal
6    IDENTIFIKASI PELUANG USAHA BARU
a.    Kebijakan inovasi bagi wiraswastawan
b.    Merebut peluang bisnis
c.    Sumber gagasan dan penemuan ide baru
d.    Tips memilih bisnis yang berhasil
e.    Menekan resiko kegagalan usaha
7    PEMBIAYAAN USAHA BARU
a.    Mencari Modal Usaha Melalui Entrepreneur partner
b.    Solusi bila modal usaha Pas-pasan
c.    Studi kasus: Mengambil inspirasi dari Mega Wirausaha
a)    Honda
b)    Yamaha
c)    Suzuki
8    UJIAN MIT SEMESTER
9    EVALUASI PELUANG USAHA BARU
a.    Evaluasi Peluang Usaha Baru
b.    Aalisa Kelayakan teknis
c.    Penilaian Peluang Pasar
d.    Analisa Kelayakan Finansial
e.    Penilaian Kemampuan Organisasi
f.    Analisa persaingan
10    MANAJEMEN KEWIRAUSAHAAN
a.    Penertian manajemen
b.    Fungsi manajemen
c.    Unsur dan tujuan manajemen
d.    Prinsip-prinsip manajemen
11    MERINTIS USAHA BARU & MODEL PERKEMBANGANNYA
a.    Alasan memulai merintis usaha
b.    Cara memasuki dunia usaha
c.    Merintis Usaha baru
d.    Membeli perusahaan yang sudah berdiri
e.    Franchinsing (kerjasama manajemen/waralaba)
f.    Bisnis keluarga - profil usaha kecil
12    NILAI-NILAI DASAR EKONOMI ISLAM DALAM BERWIRAUSAHA
a.    Pengertian nilai
b.    Nilai-nilai dasar yang harus digunakan dalam membentuk ekonomi Islam
c.    Konsep Islam tentang kewirausahaan
d.    Rasulullah seorang wirausaha yang sejati
13    PENGORGANISASIAN
a.    Pengertian Pengorganisasian
b.    Ciri-Ciri Pengorganisasian
c.    Tanggungjawab pemimpin dalam organisasi
d.    Makna jabatan alam organisasi
e.    Etos kerja muslim dalam organisasi
14    KEPEMIMPINAN
a.    Pengertian Kepemimpinan
b.    Kriteria pemimpin sukses
c.    Syarat kepemimpinan
d.    Gaya Kepemimpinan
e.    Perilaku Kepemimpinan Efektif
f.    EQ dalam Kepemimpinan
15    Studi Kasus: Menciptakan Usaha Baru
    Membuat sebuah paper yang berhubungan dengan kewirausahaan.
    Mahasiswa memilih suatu opjek usaha yang ada pada wilayah tertentu, seperti industri rumah tangga (home industri), dan sejenis lainnya.
    Paper dikerjakan berkelompok. 1 (satu) kelompok maksimal 5 orang.
    Penentuan anggota kelompok dipilih oleh mahasiswa.
    Hasil paper dipresentasikan dalam jadwal perkuliahan.
    Paper terdiri dari tiga bagian besar:
1.    Caver (kulit) paper
2.    Kata pengantar
3.    Pembahasan/ulasan tentang usaha tersebut dengan menggunakan dasar-dasar konsep wirausaha.
◦    Komponen paper: pendahuluan, isi (Pembahasan), kesimpulan dan daftar pustaka.
◦    Jumlah halaman tidak kurang dari 15 hlm
◦    Spasi 1,5, ukuran kertas A4.
◦    Halaman depan (caver), Judul, Nama no BP , tahun.

16    Studi Kasus: Menciptakan Usaha Baru
Lanjutan......sda
17    UJIAN SEMESTER




D.    Daftar Bacaan/ Referensi
1.    Soni Sumarso, Kewirausahaan, Yokyakarta: Graha Ilmu, Cet. I, 2010
2.    M. Hamdsni, Entrepreneurship: Kiat Melihat dan Memberdayakan Potensi Bisnis, Jokjakarta:Starbooks, 2010
3.    PO Abas Sunarya, dkk, Kewirausahaan......CV Andi Offset, Yokyakarta: 2011
4.    Rizal Fahlefi, Ekonomi Mikro Islam, STAIN Batusangkar Press: 2008
5.    Didin Hafidhuddin, Manajemen Syariah, Jakarta, Gema Insani: 2003
6.    Internet
7.    Dan Lain-Lain

SANGGAR TARI PIRING TAMBULUN SAIYO
KURAO NAGARI SUNGAI LIKU PELANGAI
KECAMATAN RANAH PESISIR KABUPATEN PESSIR SELATAN


Nomor    : 08/SANGGAR-SL/PEL/2012                       Slk Pelangai, 15 September 2012
Lampiran    : 1 (Satu) Berkas
Hal    : Mohon Bantuan Dana Pengadaan
      Sarana dan Inventaris

Kepada  Yth,
Bapak Bupati Pesisir Selatan
Cq. Bapak Kepala Dinas Budparpora
       Kab. Pesisir Selatan
di-
      Painan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan Hormat,

Do’a dan harapan kami semoga Bapak berada dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses selalu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin...

Dalam rangka melestarikan kesenian trasional Minang Kabau khususnya tari piring, maka diupayakan membentuk Sanggar Tari Piring Tambulun Saiyo Kurao Sungai Liku. Sanggar Tari ini didirikan pada tahun 2004 yang lalu hingga sampai saat ini telah banyak kegiatan-kegiatan tari piring dilaksanakan bahkan memeriahkan acara-acara resmi. Maka demi eksistensi Sanggar Tari Piring ini dalam menjalankan kegiatannya, kami mohon kepada Bapak agar dapat memberikan bantuan baik moril maupun materil. Dengan anggaran dana sebagaimana terlampir dalam proposal ini.

Demikianlah proposal ini kami ajukan dengan harapan semoga Bapak dapat mengabulkannya. Atas perhatian dan bantuan yang Bapak berikan kami ucapkan terima kasih.

Wassalam,
                            Pengurus Sanggar Tari,
                            Ketua,                      Sekretaris,
                       
   


                            I N I A R            S I E R

        Mengetahui,
        Camat Ranah Pesisir,        Wali Nagari Pelangai,        Koord. Sanggar,




       FACHRUDDIN, SH        DARMAWAN, S.Ag        MARDIANTON, SE.I
NIP.19621231 198303 1 117



PROPOSAL SARANA DAN INVENTARIS
SANGGAR TARI TAMBULUN SAIYO KURAO SUNGAI LIKU

A.    PENDAHULUAN
Kebudayaan berasal dari bahasa Belanda yaitu cultuur, dalam bahasa Inggris cultuere. Sedangkan dalam bahasa Arab kebudayaan disebut tsaqafah yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengelolah tanah atau bertani. Dari pengertian ini berkembanglah arti culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia mengubah dan mengelolah alam.
Ditinjau dari bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta “Budhaya” yakni bentuk jamak dari budhi yang berati budi atau akal. Jadi kebudayaan adalah hasil budi atau akal manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Melalui pengembangan kebudayaan inilah manusia dapat mengintrgasikan akal fikiran dengan hati untuk menciptakan sesuatu hal, agar terciptalah sesuatu yang dapat memberikan kepuasan hati dan batin manusia. Maka terciptalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh manusia secara berulang-ulang dalam kehidupannya. Sehingga terciptalah yang disebut dengan adat istiadat (custom).
Berbagai macam kegiatan dapat ditimbulkan dalam pengembangan kebudayaan dalam kehidupan manusia. Pengembangan ini semata-mata bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepuasan batin dalam hidupnya. Maka salah satu dari hasil ciptaan manusia maka lahirlah kesenian yang dijadikan sebagai alat hiburan dalam kehidupan masyarakat. Dimana kesenian meruakan pengembangan dari akal dan budi untuk memberikan kepuasan batin manusia.
Dalam uraian berikut penulis akan membahas tentang kronologis dan perkembangan sanggar kesenian Tambulun Saiyo Sungai Liku. Sanggar keseniaan ini merupakan hasil dari karya, karsa dan cipta masyarakat Kurao Sungai Liku, yang lahir rasa dari keprihatinan sebahagian tokoh masyarakat Kurao terhadap kurang berminatnya generasi muda dalam mempertahankan kelestarian kesenian tradisional Minang Kabau. Kekhawatiran ini muncul karena dari waktu kewaktu generasi muda nampak sudah tidak berminat lagi terhadap pagelaran kesenian tradisional daerah.
Jika dilihat di Kurao Sungai Liku, bahwa generasi muda lebih memilih musik kontenporer jika dibandingkan dengan musik tradisional. Pada hal jika dilihat dari historis daerah, Kurao Sungai Liku ini merupakan salah satu daerah penghasil kesenian daerah, seperti tari piring, silek harimau, tari pedang, randai, tari dukung



anak dan lain sebagainya. Maka sejalan dengan perjalanan waktu dan perkembangan zaman ternyata kesenian ini sudah mulai ditinggalkan masyarakat.
Kesenian tradisional Minang Kabau ini telah dijadikan sebagai tradisi masyarakat Nagri Sungai Liku dalam berbagai aspek kegiatan pemerintahan nagari seperti, acara Balimau Basamo dalam menyambut bulan suci Rahmadan, kegiatan anak nagari, menyambut tamu pemerintahan, acara perta perkawinan, sunat Rasul, memperingati hari raya Idul Fitri dan lain sebagainya. Jika kegiatan di atas tidak dimeriahkan dengan kesenian tradisional Minang Kabau, maka dinilai tidak sacral dan kurang bermakna.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba menguraikan pengembangan tradisi kesenian adat tradisonal Minang Kabau di Kurao Nagri Sungai Liku kecamatan Ranah Pesisir kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.

B.    TUJUAN
Tujuan dari pembentukan sanggar tari Tambulun Saiyo ini adalah:
a.    Sebagai wadah penampung aspirasi generasi muda khusus di bidang kesenian tradisional
b.    Sebagai wadah pengembangan potensi generasi muda
c.    Sebagai wadah pelatihan kesenian tradisional Minang Kabau
d.    Wadah budi daya dan pengembangan kesenian tradisional Minang Kabau
e.    Sebagai wadah pemersatu generasi muda
f.    Ajang kreatifitas generasi muda di bidang kesenian
g.    Antisipasi kenakalan remaja

C.    JENIS ATAU SPESIFIKASI BARANG
NO    NAMA    MERK    JUMLAH    SATUAN
1.    Biola (rabab)        1    Buah
2.    Gendrang        3    Buah
3.    Gendang Besar        2    Buah
4.    Warles        1    Unit
5.    Pengeras suara        1    Unit
6.    Ginset        1    Unit
7.    Talempong Genggam        5    buah
8.    Serunai        1    Buah
9.    Kostum anggota tari        16    Helai
10.    Kostum pemain music        6    Helai
11.    Tenda        1    Unit
12.    Terpal        2    Helai
13.    Penerangan        1    Unit
14.    Salendang        16    Helai
               


D.    KEGUNAAN
Kegunaan dari proposal ini adalah untuk pengembangan dan pembinaan kegiatan sanggar tari Tambulun Saiyo.

E.    OUT PUT (Hasil yang diharapkan)
Dari pengembangan dan pembinaan kegiatan sanggar tari Tambulun Saiyo ini maka hasil yang diharapkan adalah:
a.    Kemapuan dalam menguasai kesenian
b.    Profesionalitas anggta tari
c.    Pemahaman secara mendalam
d.    Dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat dan pemerintah.

F.    Susunan Kepengurusan (terlampir)

G.    Anggaran Dana
Aggaran dana dari proposal ini adalah:

NO    NAMA    SATUAN    BANYAK    HARGA    JUMLAH
1.    Biola (rabab)    Buah    1    350.000    350.000
2.    Gendrang    Buah    2    200.000    200.000
3.    Warles (pengeras suara)    Unit    1    1.600.000    1.600.000
4.    Ginset    Unit    1    1.700.000    1.700.000
5.    Talempong Genggam    buah    5    250.000    1.250.000
6.    Serunai    Buah    1    250.000    250.000
7.    Kostum anggota tari    Helai    16    450.000    7.200.000
8.    Kostum pemain music    Helai    6    150.000    900.000
9.    Tenda    Unit    1    1.200.000    1.200.000
10.    Terpal    Helai    2    600.000    600.000
11.    Penerangan/Ginset    Unit    1    1.600.000    1.600.000
12.    Salendang    Helai    16    25.000    400.000
    Jumlah                17.250.000

Terbilang: (Tujuh belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)


H.    Dokumen Pendukung (Terlampir)

I.    Penutup
Demikianlah proposal ini kami buat agar Bapak dapat mengabulkannya. Atas bantuan yang Bapak berikan kami ucapkan terima kasih.
                        Slk Pelangai, 15 September 2012
                            Pengurus Sanggar Tari,
                            Ketua,                  Sekretaris,
                   
   


                            I N I A R            S I E R

    Mengetahui,
    Camat Ranah Pesisir,    Wali Nagari Pelangai,    Koord. Sanggar,



    FACHRUDDIN, SH        DARMAWAN, S.Ag        MARDIANTON, SE.I
NIP.19621231 198303 1 117